Sedikitnya 17 penumpang dilaporkan tewas dan lebih dari puluhan lainnya cedera pada hari ini, Minggu ( 11 oktober 2020) ketika sebuah bus bertabrakan dengan sebuah kereta api di Thailand, kata para pejabat.
Tabrakan itu terjadi sekitar 50 kilometer di timur ibu kota Bangkok ketika penumpang bus sedang dalam perjalanan ke sebuah kuil di provinsi Chachoengsao untuk upacara menandai akhir Prapaskah Buddha, kata seorang kepala polisi distrik.
“Korban tewas yang kami miliki sejauh ini adalah 17 orang,” katanya, menambahkan bahwa kecelakaan itu terjadi sekitar pukul 8 pagi.
Gubernur provinsi Maitree Tritilanond mengatakan kepada wartawan bahwa sejauh ini sekitar 29 orang terluka.
Gambar awal oleh petugas penyelamat menunjukkan logam keriput dan puing-puing, dengan mayat tergeletak di dekat rel kereta api dan barang-barang orang berserakan.
Bus itu terbalik, bagian atasnya robek, dan petugas penyelamat mengatakan diperlukan derek untuk mengangkatnya.
Jumlah korban dan korban luka diperkirakan akan meningkat.
Kecelakaan mematikan seperti itu biasa terjadi di Thailand, yang secara teratur menempati urutan teratas dari daftar jalan paling mematikan di dunia, dengan ngebut, mengemudi dalam keadaan mabuk dan penegakan hukum yang lemah merupakan faktor penyebabnya.
Menurut laporan ditahun 2018 oleh Organisasi Kesehatan Dunia, Thailand memiliki tingkat kematian lalu lintas tertinggi kedua di dunia.
Meski mayoritas korbannya adalah pengendara sepeda motor, tabrakan bus yang melibatkan kelompok turis dan buruh migran kerap menjadi berita utama.
Pada bulan Maret 2018 silam, sedikitnya 18 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka ketika sebuah bus yang membawa orang-orang yang kembali dari liburan di timur laut Thailand berbelok dari jalan dan menabrak pohon.