Departemen Imigrasi Hong Kong (ImmD) telah menolak 319 aplikasi pengajuan visa kerja dari Buruh Migran sektor pekerja rumah tangga asing (PRTA) pada tahun 2020 yang dicurigai sebagai “pergantian pekerjaan (atau Job Hopping),” kata menteri keamanan itu, Rabu (3 februari 2021).
Dalam rapat Dewan Legislatif, Sekretaris Keamanan John Lee mengatakan ini merupakan peningkatan 93% dari jumlah visa yang ditolak oleh tim tugas khusus ImmD pada tahun 2018.
Lee mengatakan 1.776 dari 74.253 aplikasi dari pekerja rumah tangga migran tahun lalu dirujuk ke tim tugas khusus, yang menyelidiki kasus-kasus yang dicurigai.
Jumlah total aplikasi tidak termasuk mereka yang akan memperbarui kontrak di bawah pemberi kerja yang sama, mereka yang akan berganti pemberi kerja setelah menyelesaikan kontrak, dan mereka yang mengakhiri kontrak mereka sebelum waktunya karena alasan yang dianggap “luar biasa” oleh ImmD.
“Job-hopping merusak hubungan kerja dan menyebabkan ketidakadilan dan ketidaknyamanan bagi pemberi kerja,” kata Lee.
“Departemen Imigrasi selama ini memerangi perilaku mereka.” imbuhnya.
Lee mengatakan ini sebagai tanggapan atas pertanyaan dari anggota LegCo Dr. Priscilla Leung, yang mengatakan majikan akan mengalami kerugian finansial yang lebih besar karena memberhentikan pekerja rumah tangga sebelum waktunya di atas biaya yang sudah tinggi untuk mempekerjakan seorang Pembantu.